Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jepara

Gambar; Gedung NU Jepara, Kampus INISNU, STIENU dan STTDNU Jepara

Sabtu, 20 November 2010

Komisi Pendidikan Tinggi Untuk Cetak Ilmuwan NU

Guna mencetak ilmuwan NU yang kredible dan meningkatkan mutu perguruan tinggi milik NU, PWNU Jateng membentuk Komisi Pendidikan Tinggi. Struktur ini di luar kepengurusan inti PWNU Sehingga bisa bekerja optimal tanpa harus menerima komando dari Ketua PWNU.

“Meski ada Asosiasi Perguruan Tinggi NU, tapi Komisi ini akan efektif meningkatkan kualitas perguruan tinggi NU dan mahasiswanya,” ungkap Ketua PWNU Jateng Moh. Adnan kepada NU Online usai membuka Konfercab NU Brebes di Ponpes Modern Al Falah Sofwaniyah Desa Jatirokeh Kec. Songgom Brebes Sabtu Malam (26/7).

Adnan percaya, lewat komisi tersebut bisa mensejajarkan perguruan tinggi NU dengan PT lainnya. “Sementara banyak pihak yang memandang PT NU dengan sebelah mata, kalau tidak dibilang mencibir. Dengan Komisi ini, paradigma tersebut dalam waktu dekat akan berubah,” harapnya penuh yakin..

LP Maarif, kata Adnan, agar berkonsentrasi pada pendidikan dasar, menengah dan atas. sehingga floating ini bisa lebih berkonsentrasi. Selain itu, jaringan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) makin diperkuat dengan dibentuknya Asosiasi SMK NU. “Dengan input yang bermutu, diharap output-nyapun akan tinggi pula kualitasnya,” ujar Adnan.

Untuk madrasah, PWNU Jateng menjalin kerjasama dengan Yayasan Anyaman Kasih dari Jepang yang akan mengkemas madrasah-madrasah NU agar lebih representatif. ”Keprihatinan yayasan terhadap madrasah NU, menggerakan mereka untuk memberdayakannya,” ujar Adnan yang pernah mengenyam pendidikan di egeri Sakura itu.

Sedang untuk peningkatan wawasan bagi ibu-ibu pengantar di TK Muslimat, Adnan akan memberikan sumbangan buku bacaan tentang ke-NU-an secara berkala dan terus menerus.

“Sangat disayangkan, Anak-anaknya belajar soal NU, Ibu pendampingnya buta soal NU. Jadi kami berikan buku soal ke-NU-an,” ucapnya.

Pencetakan SDM lainnya, dengan memberi peluang seluas-luasnya kepada anak muda NU untuk belajar dengan pembiayaan beasiswa. Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) misalnya, telah konsen pada pemberian beasiswa. “Bagi mahasiswa bahkan diupayakan beasiswa hingga ke luar negeri,” tuturnya lagi.

Program selanjutnya, Adnan akan memberdayakan petani NU. Kalau Lembaga Pengembangan Pertanian (LP2NU) berkonsentrasi pada lembaga-lembaga pertanian, periode ini akan langsung bersentuhan dengan petani dengan mengembangkan benih unggul padi untuk pertanian pantai. “Kalau nelayan tidak bisa melaut, maka bisa bercocok tanam padi unggul ini, sehingga tidak sampai jatuh miskin,” ungkapnya.

Tentu, program tersebut diimbangi dengan penerapan teknologi sederhana dan proyeksikan di pantai yang tidak terkena abrasi. “Sebagai pilot project, akan dikembangkan di Kab. Pekalongan,” tuturnya.

Pengembangan bibit unggul ini, memang diperioritaskan ke daerah pantai. Tapi kalau ditanam di daerah subut juga akan lebih baik. Bila ditanam di pantai perbandingannya bila di pantai menghasilkan 40% maka keuntungan menanam dipersawahan umum bisa mencapai 70%.

Menjelang pemilu legislatif dan pemilihan presiden, Adnan kembali menyerahkan pada politik pribadi warga NU.“Kalau pribadi nahdliyin atau pengurus NU mempunyai kesempatan di politik kekuasaan tidak perlu ragu. Tapi harus dalam niatan amar maruf nahi mungkar membela ahlusunah wal jamaah,” ujarnya.

Dimana ada kesempatan memperluas jaringan, dipersilahkan tapi jangan membawa organisasi..Namun  justru harus berbuat untuk organisasi. “Makanya kepada nahdliyyin, untuk melihat figur orang NU nya saja. Jangan lihat partainya,” pungkas Adnan. (was)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar