Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jepara

Gambar; Gedung NU Jepara, Kampus INISNU, STIENU dan STTDNU Jepara

Sabtu, 20 November 2010

NU Kembangkan Pendidikan Tinggi

Di masa mendatang, Nahdlatul Ulama (NU) tak lagi dikenal dengan pondok pesantrennya yang tersebar seantero Nusantara. Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu telah memulai mengembangkan pendidikan tinggi melalui sejumlah perguruan tinggi bermutu.

Demikian disampaikan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi NU, Abdul Azis Ahmad, dalam paparannya tentang rencana besar pengembangan pendidikan tinggi NU pada peresmian Gedung I  Sekolah Tinggi Agama Islam NU Jakarta dan Pusat Kajian Agama dan Peradaban, di Parung, Bogor, Jawa Barat Senin (28/1) siang.

Ia menjelaskan, Pengurus Besar NU berencana membangun satu universitas dengan lima fakultas dan dua sekolah tinggi agama Islam di Jawa serta satu universitas rintisan di luar Jawa. "Kita sudah mulai dengan membangun STAINU Jakarta ," katanya.

STAINU di Parung merupakan pengembangan STAINU Jakarta yang didirikan pada 2003. Kampus tersebut selama ini menempati lantai 4 dan 5 gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, dan telah meluluskan 19 orang.

Ia memaparkan, misinya pengembangan PTNU untuk mencerdaskan masyarakat melalui penguasaan dan pengembangan berbagai jenis ilmu pengetahuan. Selain itu, membantu masyarakat dalam memajukan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi melalui diseminasi informasi dan berbagai jenis pelayanan pendidikan.

Pembangunan Kampus STAINU Jakarta tahap awal telah dibangun dua lantai seluas 620 meter persegi. Pembangunan tersebut menghabiskan dana Rp 1,3 milyar. Departemen Agama turut membantu biaya pembangunan tersebut sebesar Rp 1 milyar dari dana DIPA.

Tahap berikutnya, kata Azis, untuk mengoptimalkan tanah wakaf seluas 2,7 hektar, akan dibangun gedung rektorat, kampus II dan Kampus III. Kemudian, sarana dan prasarana pendukung, seperti sarana olahraga. “Total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 100 milyar," imbuh anggota Komisi Pemilihan Umum itu.

Acara itu dihadiri juga Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal M Lukman Edy, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, Ketua PP LP Maarif NU Thoyib IM dan pewakaf tanah Danial Tanjung. (rif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar