Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jepara

Gambar; Gedung NU Jepara, Kampus INISNU, STIENU dan STTDNU Jepara

Sabtu, 20 November 2010

LPTNU Harapkan Setiap PT Ada Pesantrennya

NU tumbuh dan berkembang melalui institusi pesantren, tetapi belakangan ini sistem pendidikan perguruan tinggi (PT) juga sudah mulai banyak dikembangkan oleh warga NU, lalu bagaimana menghubungkan keduanya.

Ketua Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Dr Nur Ahmad berharap agar perguruan tinggi yang ada sekarang mampu menggabungkan keduanya dengan membikin pesantren dalam lingkungan perguruan tinggi NU.

“Harapan saya, di setiap perguruan tinggi, ada pesantrennya, atau minimal diajarkan nilai-nilai kepesantrenan, khususnya kalau jurusan umum, diajarkan sikap ketawaduan dengan orang tua, atau dengan siapa saja sangat menghormati,” katanya.

Ia melihat sekarang sikap-sikap ketawaduan dan penghormatan terhadap orang lain sudah memudar. “Bukan berarti santri samikna waathokna (tunduk dan patuh) secara buta. Kita ya harus berkembang. Santri model seperti ini banyak, karena itu perlu ditampung, perlu ruangan untuk mengembangkan,” jelasnya.

Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ini menyatakan, apa yang diajarkan di perguruan tinggi NU akan sangat mempengaruhi para lulusannya. Hal ini sudah dibuktikan di di Unwahas dengan para mahasiswa yang memiliki kompetensi dalam bidangnya, tetapi disisi lain, memiliki pengetahuan agama yang memadai.

“Dalam diskusi selalu menampilkan tingkat keilmuan sesuai dengan bidangnya,tapi tak lupa menyisipkan ayat-ayatnya, dan juga dalam hal penguasaan terhadap forum, itu akan sangat kelihatan sekali model penguasaan NU dan orang lain. Ada ciri khas sendiri bagaimana orang NU menguasai forum,” terangnya.

Karena itulah, perguruan tinggi NU juga harus menjadi tempat bagi warga NU yang ingin mendidik putra-putrinya belajar

“Kalau segmen pasar kita NU, ya ciri khas NU-nya harus ada, ya ini sebagai upaya untuk mempertahankan NU sebagai benteng, tetap menjaga nilai-nilai ke-NU-an, sehingga ada simbiosis mutualisme,” tandasnya.

Perguruan tinggi NU, menurutnya harus mampu mewadahi NU secara kultural. Anak orang NU dididik di perguruan tinggi NU agar keluarannya tidak mengagetkan orang NU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar